Ahad, 27 November 2011

Membaca al-Quran Itu Menyenangkan

Membaca al-Quran itu menyenangkan. Begitulah yang dirasakan seorang ibu. Pada suatu hari ada seorang ibu yang bertandang ke Rumah Amalia. Beliau bertanya, 'Mas Agus, saya kalo membaca al-Quran kenapa kok nggak ngerti ya?' Saya kemudian balik bertanya, 'Bagian mana ibu tidak mengerti?' 'Pokoknya ya setiap kali membaca al-Quran.' Kali ini giliran saya yang bingung mendengar jawaban beliau. Saya kemudian membantu menjelaskan dengan memberikan contoh, 'Ibu tahu saringan yang untuk memeras kelapa agar mendapatkan santan?' Beliau mengangguk, tanda mengerti maksud saya. 'Kalo ada saringan yang kotor dan ibu berkenan menaruhnya dibawah kran dengan air yang mengucur deras, apakah saringan itu bisa menampung air?' Beliau menggeleng kepala. 'Bila ibu terus mengucurkan air ke saringan kotor kira-kira apa yang terjadi?'  Beliau tersenyum dan menjawab, 'Saringannya menjadi bersih Mas Agus.' 'Nah, seperti itulah kita, kalo kita membaca  kita al-Quran, mungkin ibu tidak mengerti namun bila ibu membacanya terus menerus, tentunya ibu menjadi mengerti. Jika ibu membacanya rajin tiap pagi atau sehabis sholat maghrib selain kita mendapatkan petunjuk dari Allah sekaligus membersihkan kotoran hati kita.' Wajah beliau nampak berseri-seri tanda mengerti apa yang saya maksud.

Teman, bila kita membaca novel, nonton TV atau Film, menghapal lagu paling cepat untuk mengerti dan menghapalnya. Namun bila untuk membaca kita al-Quran baru satu ayat, mata sudah terasa lengket. Beberapa kali menguap. Baru lima menit membaca sudah seperti lima jam rasanya. Ketika kita bersungguh-sungguh untuk membaca dan meresapi isi  al-Quran akan banyak sekali manfaatnya dan meresapi makna yang terkandung di dalamnya, sangat terbukti untuk kegunaannya, membersihkan segala kotoran dihati kita, mendatangkan keberkahan, kebahagiaan dan keselamatan bagi hidup kita dan keluarga kita.

'Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjukkan orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjukkan mereka ke jalan yang lurus.' (QS. al-Maidah :15-16).

Sabtu, 12 November 2011

Tenteram Di Tengah Badai

Di samudra yang luas badai dahsyat menghantam sebuah perahu, terombang ambing ditengah amukan badai. penumpang tidak boleh beranjak dari tempatnya demi keselamatan, hampir semua penumpang berpikir bahwa kapal akan hancur. Akhirnya seorang penumpang ditugaskan untuk mencari informasi apakah masih ada harapan untuk selamat kepada kapten kapal. Sambil berpegangan pada dinding dan melewati tangga, ia berjalan menuju geladak. Diruang kemudi ia melihat kapal yang sudah mendekati daratan meski harus melewati batu karang yang terjal dan tajam. Sementara kapten sedang sibuk untuk menyelamatkan kapal dan penumpangnya. Ditengah suara deburan ombak dan deru angin, kapten kapal memandangnya tanpa mengucapkan sepatah kata lalu tersenyum. Merasa lega dan ia kembali ke para penumpang kapal yang lainnya kemudian mengatakan, "Tenang saja, tidak akan terjadi apapun. Saya tadi lihat kapten dan dia tersenyum."

Sahabatku, begitulah dalam kehidupan ketika datang badai yang menghempas. Kita mudah menyerah dan putus asa. Namun bila kita yakin dan mempercayaiNya, Kita akan menemukan ketenteraman meski hidup ditengah badai, ujian dan cobaan, keimanan kita kepada Allahlah yang membawa kita selamat dari badai kehidupan. "Tidak ada satu musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui Segala Sesuatu." (QS. at-Taghaabun :11).

Mengenali Tanda-Tanda jodoh Anda

Sahabatku, kita semua tidak pernah tahu siapakah yang akan berjodoh dengan kita, namun dengan segala kebesaran Allah kita diberi tanda-tanda untuk mengenali yang menjadi jodoh kita. Lantas bagaimana kita mengenali tanda-tanda seseorang menjadi jodoh kita? Berikut ini tips untuk mengenali tanda-tanda jodoh kita.

Pertama, orang yang berjodoh dengan kita walaupun selalu bersama, tidak ada sedikitpun perasaan bosan, jenuh ataupun tertekan. Semakin hari, semakin sayang padanya. Kita senantiasa tenang, gembiran dan dia menjadi pengobat kedukaan kita. Dan dia pun merasakan hal yang sama seperti yang kita rasakan. Rasa senang apabila bersama. Jika berjauhan terasa ada kerinduan dan ingin berjumpa dengannya. Ketiadaan dirinya kita kehilangan. Kedua, Orang yang berjodoh dengan kita bersikap bersahaja dan tidak "aneh-aneh." Coba perhatikan caranya berpakaian, caranya berbicara, caranya tertawa dan tersenyum maupun makan dan minum nggak ja'im (jaga imej). Apabila dia tampil ada adanya, tidak dibuat-buat, maka itu adalah salah satu tanda-tanda dia adalah calon pasangan hidup anda. Jika tidak, maka anda mesti mengikhlaskannya karena dia bukanlah jodoh anda.

Sahabatku yang "single" ingin segera menikah, bila memang ada niat & keinginan sungguh2 untuk menjemput jodohnya maka Allah akan kirimkan jodoh yg terbaik dari sisiNya. Sahabatku, Jangan putus asa, tetaplah berikhitiar menjemput jodoh anda & memohon kpd Allah agar diberikan jodoh yg terbaik

Wassalam,

Ya Allah, Kuatkan Hamba

By: M. Agus Syafii

"Ya Allah, kuatkan hamba," ucap lirih seorang laki-laki yang hatinya hancur. Laki-laki itu separuh baya. Wajahnya terlihat lebih tua daripada usianya sendiri. Awalnya ketika pernikahannya cukup membahagiakan sampai istrinya hamil dan melahirkan. Diusia anak laki-lakinya berumur sembilan bulan, istrinya meninggalkannya dan anak laki-lakinya. Istrinya meninggalkan karena kehidupan yang susah, 'aku menikah agar aku hidup bahagia bukan hidup susah.' begitu kata istrinya. Dalam seorang diri tanpa istri, dirinya merawat anak dan mengasuh. Apapun pekerjaan dilakukan untuk menghidupi sang buah hati.  Kepergian istrinya telah membuat luka dihati, Peristiwa itu membuat dirinya menjauh dari Allah. Ibadah yang biasa dilakukan, tidak dilakukannya lagi. 'Buat apa sholat bila hidup menderita.' begitu tuturnya. Dengan hati yang terluka, perjalanan hidup ada kemudahan. Rizkinya lancar, anaknya tumbuh besar sampai menginjak kelas dua SD.

Anaknya menjadi kebanggaan. disekolah selalu ranking satu. Semua surat dalam Juz Amma' telah dihapal.  Bahkan anaknya sudah mampu membaca al-Quran dengan lancar. Kebahagiaan menyelimuti hidupnya, terkadang terselip kekecewaan, kemarahan dan perih dihatinya belumlah hilang. Sampai suatu hari anak laki-laki yang dicintainya sakit keras dan seminggu kemudian dipanggil oleh Sang Pecipta. Meninggal anak yang dicintainya benar-benar membuat hati terasa hancur, tidak ada lagi yang tersisa senyuman dibibir. Air matanya mengalir. 'Sudah tidak ada yang tersisa Mas Agus. Saya sudah tidak punya apapun dalam hidup ini kecuali hanya Allah.' Ucapnya malam itu di Rumah Amalia. Matanya basah, beberapa kali ia nampak mengusap air mata yang yg mengalir dipipi.

'Saya mengira dengan cara menjauhi Allah, saya akan menemukan kembali apa yang hilang, yang terjadi malah sebaliknya, makin banyak kehilangan demi kehilangan. Saya kehilangan Allah, kehilangan istri, saya kehilangan anak dan saya kehilangan diri saya sendiri.' desahnya panjang memilukan, terasa perih dihati. 'Ya Allah, ampunilah hamba, Astaghfirullah,' ucapnya lirih. Malam semakin larut. Ditengah hatinya hancur, ia telah menemukan secercah cahaya, karena hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dirinya bergantung & memohon pertolongan.

'Dan kembalilah engkau kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepadaNya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi' (QS. az-Zumar : 54).

Khamis, 10 November 2011

Pancaran Kebahagiaan Adalah Cermin Hati

Pancaran kebahagiaan diwajah kita adalah cermin dari hati yang bahagia ketika hidup penuh syukur mendapatkan nikmat dan bersabar dikala mendapatkan ujian. Begitulah yang dirasakan seorang Ibu dengan tiga putrinya. Di dalam hidupnya harus melewati ujian kehidupan yang sebelumnya tidak pernah disadarinya. Setelah pernikahannya dua puluh tahun dikaruniai dengan tiga putri yang sudah beranjak dewasa dikejutkan oleh kenyataan pahit, tiba-tiba suami menggugat cerai. Sampai beliau berpikir, apa yang salah dari dirinya sampai suaminya tega melakukan itu. Beliau sempat depresi, bingung tak tahu apa yang harus dilakukan. Apa lagi sang buah hati mereka sangat mengidolakan ayah dan bundanya. Mesti begitu dirinya tidak membiarkan ketiga putrinya terlihat dalam masalah orang tuanya.

Ketidak mengertian atas sikap suaminya karena selama ini kehidupan rumah tangga sangatlah tenteram dan bahagia, tidak pernah bertengkar dan keributan dan tidak ada alasan yang utama yang bisa dijadikan gugatan cerai oleh suaminya karena selain istri sangat menghormatinya dan tidak ada gelagat atau perilaku yang aneh. Suaminya yang sangat santun dan penuh perhatian pada anak istrinya. Ditengah kegalauannya beliau datang ke Rumah Amalia untuk berbagi dan berdoa. 'Syukurlah alhamdulillah, dengan berdoa paling tidak telah membuat hati saya menjadi sejuk, bisa menerima dengan lapang dada, hati yang bersih dan ikhlas dalam menghadapi hidup ini,' tuturnya. Ditengah dirinya sudah berserah diri kepada Allah. Mencoba untuk instropeksi diri atas semua kekurangannya. Disaat itulah kebahagiaan itu hadir dan meluluhkan hati suami tercintanya kembali pulang ke rumah dan telah mencabut gugatan cerainya. 'Sungguh Mas Agus Syafii, hati saya sangat bahagia karena Allah telah membuat keluarga kami bisa berkumpul kembali.' tuturnya. Malam itu hatinya penuh kebahagiaan tak henti mengucapkan puji syukur kehadirat Allah.  'Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.' (QS. Faathir : 34).

Ketulusan Cinta Seorang Suami

Ketulusan cinta dan kasih sayang akan terlahir dari sikap yang penuh keikhlasan dan hanya berharap keridhaan Allah yang mampu mengarungi samudra kehidupan yang tak bertepi, berbagai terpaan badai dan gelombang mampu dilewatinya, itulah yang mewujudkan kasih sayang seorang suami. Beliau adalah seorang suami bersama istri dan anak-anaknya. Pada suatu hari keluarganya mendapatkan ujian, istrinya tubuhnya meriang, panas tinggi bahkan disentuh saja, ia menjerit. Saat itu juga segera dilarikan ke dokter dan dokter tahu apa yang dideritanya.  penyakit yang diderita tidak mengenal watu dan tempat, bisa menyerang kapan saja. Bila penyakitnya muncul, semua persendian akan mengalami peradangan yang luar biasa sakitnya.

Peradangan ini menimbulkan memar dan panas. Sebagai seorang suami, dirinya berusaha untuk tegar, ditahan air matanya agar sang istri kuat menghadapi sakit yang dirasakan. Dengan penuh kasih sayang ia merawat istrinya, mengangkat badan perlahan-lahan, meletakkan dengan pelan saat memandikan, memakaikan bajunya. Bersama anak-anak, mereka melayani sang ibunda tercinta dengan baik. Ditengah rasa pilu dihati, sebagai suami berusaha untuk tersenyum ketika wajah istrinya tengah menahan sakit. 'Alhamdulillah, Saya beruntung mendapatkan suami seperti ayah. Sabar dan ikhlas. Insya Allah, saya segera sembuh.'  Tutur sang istri, wajahnya begitu terlihat tenang dan tidak sedikitpun mengeluhkan rasa sakit yang menderanya.

Tentu saja ucapan sang istri membuat hatinya terasa perih, ia teringat bagaimana dulu ketika mereka bertemu dan kemudian memutuskan untuk menikah, diawal pernikahannya pahit getir kehidupan berumah tangga mampu dilewati bersama sampai kemudian anak-anaknya terlahir dan mengasuhnya hingga dewasa, tanpa terasa air matanya menetes, rasa takut kehilangan tiba-tiba muncul menghinggapi dirinya, mampu ditepisnya dengan berserah diri kepada Allah. Ditengah kecemasan itulah beliau datang ke Rumah Amalia untuk berbagi agar Allah berkenan memberikan kesembuhan bagi istri yang dicintainya. Beberapa hari kemudian, dokter memberitahukan kepada beliau bahwa istrinya memiliki harapan untuk sembuh dan kondisinya telah membaik. Bahkan diperkenankan oleh dokter untuk pulang ketika istrinya dinyatakan dalam keadaan sehat walfiat. Dirinya  bersama anak-anaknya merasakan kebahagiaan, dengan penuh rasa syukur kepada Allah atas kesembuhan dan kasih sayang yang diberikan Allah bagi keluarganya. 'Terima kasih Ya Allah, atas limpahan kasih sayangMu untuk kami,' tuturnya dengan penuh linangan air mata, itulah wujud kasih sayang seorang suami.

KEBERKATAN DAN KELEBIHAN HARI JUMAAT-SATU PERKONGSIAAN ILMU

Begitu besarnya hikmah hari Jumaat atau dalam bahasa Arabnya “Jumu’ah” yang berasal daripada perkataan “jama’a”, bermakna ‘berkumpul’. Berkumpul yang dimaksudkan di sini ialah menunaikan solat dan mendapatkan ilmu (melalui khutbah) dengan ‘duduk sama rendah berdiri sama tinggi’ bersama-sama jemaah lain tanpa mengira warna kulit atau pangkat, kekayaan, dan keupayaan. Pada waktu inilah nilai manusia itu sama, yang membezakannya hanyalah iman dan takwa terbit tanpa disedari. Oleh hal yang demikian itu, hari Jumaat dikatakan hari untuk umat Islam berkumpul, memanjatkan doa serta membuat pelbagai amal kebajikan untuk mendapat keredhaan dan rahmat daripada Allah S.A.W.


Penghulu Segala Hari

Banyak hadis menerangkan kelebihan hari Jumaat, misalnya hadis Rasulullah S.A.W yang diriwayatkan Abu Hurairah berkenaan penghulu hari, bermaksud: “Jumaat dinamakan sebagai `Sayyidul Aiyam’ iaitu penghulu segala hari (hari yang sebaik hari).” Katanya Rasulullah SAW bersabda: Kita (umat Muhammad) adalah yang terakhir (datang ke dunia) tetapi yang terdahulu (diadili) pada hari kiamat. Kita adalah yang paling dahulu masuk syurga, padahal mereka diberi kitab lebih dahulu daripada kita sedangkan kita sesudah mereka. Kita diberikan petunjuk oleh Allah akan kebenaran yang mereka perselisihkan itu yang Allah telah tunjukkan kepada kita iaitu Hari Jumaat. Maka hari ini (Jumaat) adalah untuk kita. Besok (Sabtu) untuk kaum Yahudi dan lusa (Ahad) untuk kaum Nasrani.

Kelebihan Hari Jumaat

Jumaat dikhabarkan sebagai hari yang istimewa dan mulia. Pada hari Jumaat berlakunya lima peristiwa yang penting, iaitu 
1)  Allah ciptakan Adam , 
2)  Allah turunkan Nabi Adam  ke bumi,
3) Allah mematikan Nabi Adam, 
4)  Pada hari itu juga ada satu saat yang tidak ada seorang hamba pun yang memohon sesuatu, kecuali Allah akan perkenankan permohonannya, selagi ia tidak meminta sesuatu yang haram. 
5)  Pada hari itu juga akan terjadinya hari kiamat. Tidak ada satu malaikat pun, sekalipun yang amat dekat kedudukannya di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung, juga lautan, melainkan kesemuanya memohon belas kasihan pada hari tersebut.
( Riwayat Hadis Muslim)

Dalam hadis lain, Rasulullah S.A.W bersabda yang bermaksud: “Hari yang dijanjikan ialah hari kiamat, hari yang disaksikan ialah hari Arafah dan hari yang menyaksikan ialah hari Jumaat. Matahari tidak terbit dan tidak terbenam pada mana-mana hari yang lebih mulia dan afdal daripada hari Jumaat.” (Hadis riwayat Tirmidzi).

Kelebihan Solat Jumaat
Solat Jumaat dua rakaat yang difardukan ke atas umat Islam membuktikan hari itu semulia hari yang perlu diambil manfaat untuk mendapatkan ganjaran ALLAH daripada setiap amal ibadat yang dilaksanakan.

Selain itu, hari Jumaat juga merupakan satu hari yang cukup mustajab dan istimewa untuk kita semua berdoa meminta pertolongan, nur dan hidayah daripada Yang Maha Esa.

Rasulullah bersabda: “Sesiapa hadir solat Jumaat pada saat pertama, dia umpama berkorban seekor unta. Sesiapa hadir solat Jumaat pada saat kedua, dia seperti berkorban seekor lembu. Sesiapa yang menghadiri solat Jumaat pada saat yang ketiga, dia seperti berkorban seekor kibas. Sesiapa hadir solat Jumaat pada saat keempat, dia seperti memberi hadiah seekor ibu ayam dan sesiapa hadir solat pada saat kelima, dia seolah-olah memberi hadiah sebiji telur.”

Apabila imam naik ke mimbar, malaikat menutup buku catatannya dan ikut mendengar khutbah. Justeru, sesiapa yang datang untuk solat selepas itu seolah-olah dia hanya datang untuk solat semata-mata, tidak direkodkan di dalam buku kehadiran malaikat.

Malaikat Turun ke Bumi

Setiap hari Jumaat, Allah S.A.W  mengutuskan  malaikat ke bumi, mencatat nama mereka yang ke masjid. Malaikat-malaikat akan ke langit menyembahkan apa yang dicatatnya. Allah S.W.T mengampunkan dosa-dosa mereka yang datang ke masjid.

Pada hari Jumaat juga, Allah S.W.T mengutus malaikat ke muka bumi. Di tangan mereka kalam-kalam emas, juga kertas-kertas daripada perak, berdiri di pintu-pintu masjid, mencatat nama mereka yang masuk masjid, dan mendirikan sembahyang Jumaat. Apabila telah sempurna sembahyang, mereka kembali ke langit lalu berkata: “Wahai Tuhan kami, kami telah catatkan nama mereka yang masuk masjid dan menunaikan Jumaat.”

Allah S.W.T berfirman yang bermaksud:
“ Wahai Malaikat-Ku, demi kemuliaan dan kebesaran-Ku, sesungguhnya Aku telah ampunkan mereka, tidak berdosa sedikit pun.”

Kesimpulan

Melalui penerangan itu jelas sekali Jumaat bukan sebarang hari, malah begitu dimuliakan dan sewajarnya ia turut dimuliakan umat Islam.
Apabila imam naik ke mimbar, malaikat menutup buku catatannya dan ikut mendengar khutbah. Justeru, sesiapa yang datang untuk solat selepas itu seolah-olah dia hanya datang untuk solat semata-mata, tidak direkodkan di dalam buku kehadiran malaikat.
Melalui penerangan itu jelas sekali Jumaat bukan sebarang hari, malah begitu dimuliakan dan sewajarnya ia turut dimuliakan umat Islam.
Sumber:  Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (YAKIM)
Yayasan Dakwah Islam Malaysia (YADIM)

Ya Allah, Kuatkan Kami

Malam udara dingin menusuk kalbu disaat hati terluka perih terhempas badai ditengah samudra kehidupan, hati menjerit menahan sakit. 'Ya Allah, kuat kami." Air mata mengalir tanpa terasa. Dada terasa sesak, napas terasa berat. Pundak seolah tidak sanggup memikulnya. Kaki tidak sanggup untuk bertumpu. Berserah diri kepada Allah mampu menghilangkan segala keluh kesah dan akhirnya membuat jiwa kita menjadi tenang karena menyerahkan segala urusan kehidupan hanya kepada Allah yang membuat hati kita merasa merasa tenang dan tenteram. Hanya kepada Allahlah kita berharap dan hanya kepada Allahlah kita memohon pertolongan. Cobaan adalah latihan yang datangnya dari Allah. Setiap kali cobaan hadir menghampiri beruntunglah bila anda bersabar selama masa latihan dan bertahan sampai lulus melewati semuanya maka kita berhak untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, Allah akan senantiasa melimpahkan kebahagiaan hakiki bagi siapapun yang mencintai dan taat kepadaNya. Orang yang sabar akan mendapat ketenangan hati. Orang yang sabar akan mendapatkan kebeningan hati. Juga mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya.

Jalan keluar dan kelapangan hati ada dalam keimanan dan keridhaan, sementara keresahan dan kesedihan itu ada dalam keraguan dan kekecewaan sehingga Ali bin Abi Thalib menyebutkan 'Hanya orang yang bersabarlah akan mendapatkan yang terbaik dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.'  Sikap sabar dan kebaikan pada diri seseorang  muncul ketika  dirinya tertimpa musibah sebab dia akan menjadikan sabar sebagai senjata menghadapi musibah, Kesabaran menjadi kekuatan dan harapan agar mampu melewati musibah. Karena kesabarannya dia melihat jalan keluar dan pertolongan Allah berada di depan matanya. Ketika anda berada dalam tingkatan ini, Allah memberikan semua yang diperlukan. Allah menghilangkan semua kesulitan anda. Allah mengabulkan semua permintaan anda dan Allah menyelamatkan anda dari segala kepedihan & derita di dalam hidup ini. Ingatlah, Pertolongan Allah hadir menyelesaikan masalah hidup anda dengan cara yang tidak pernah anda duga dan tidak pernah anda sangka sebelumnya. Mari kita berdoa, memohon kepada Allah.

'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami, bila kami lalai atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami dengan beban yang berat sebagaimana beban orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sangggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami maka tolonglah kami menghadapi orang-orang yang ingkar.' (QS. al-Baqarah : 286).